May be
it too late, but nggak apa-apa ya yang penting bisa berbagi sama calon
pengantin yang lain. Jadi sebenarnya aku udah survey tentang vendor-vendor pernikahan
itu dari dua tahun yang lalu. Tiap tahun aku selalu minta pricelist ke
mereka sekedar untuk melihat sejauh mana kenaikan harganya, sekaligus bisa
mengestimasikan kira-kira di tahun yang aku inginkan nanti harganya berapa.
Sebenarnya
cukup kaget sih terutama untuk lonjakkan pricelist yang aku
minta tahun 2015 dengan pricelist yang aku minta tahun ini.
Kenaikkannya cukup signifikan, dan dari situ lah aku bilang sama cowok aku
untuk segera menentukan tanggal yang pasti.
Nah
waktu itu bulan Februari kemarin kami memutuskan untuk menikah di tanggal 17
Desember 2017, pasti kalian mau ketawa karena berfikiran idih … masih lama
banget kok mikirin vendor dan gedung? Hahaha, aku memang
orangnya nggak mau ribet dan juga ingin semuanya di-prepare benar-benar
serta tidak grabak-grubuk. Ternyata bulan April ini ada sedikit perubahan, hal
ini terjadi setelah adanya musyawarah dengan keluarga dan ahli menghitung
tanggal yang baik. Kami memutuskan untuk menikah di pertengahan tahun 2017,
dengan tanggal yang masih dirahasiakan karena takut dicatet mantan pacar kami
berdua hahahaha becanda.
Setelah
mendapatkan pricelist dari vendor-vendor
catering yang aku incar, aku dan pasangan memutuskan untuk mendatangi
gedung dan vendor catering satu persatu. Kita mulai bahas
tentang gedung dulu, ya?
Oh iya sebelum kita masuk ke dalam pembahasan siapa di sini yang akan menikah? Kalau ada dan butuh referensi tentang menikah, joint aja ke grup calon dan mantan calon manten yang aku ikuti. Di sana kalian bisa free tanya-tanya dan sharing tentang pernikahan. Kalau berminat, sms aku ya : 0816102202 dan ketik keyword JOINT GRUP BRIDE
Oh iya girls kalau kalian ada yang mau ikutan Test Food catering yang akan aku pakai tanggal 09 April 2017 ini, monggo ketik JOINT TEST FOOD ya. Nanti aku kenalin sama marketing cateringku yang super baik dan supel, ntar aku bantu nego harga deh ya.
1) Gedung
Graha Lukisan
Ini
adalah gedung yang pertama kali kami kunjungi pada tanggal 29 Februari 2016,
karena posisinya yang ada di jalur pintu masuk TMII. Dari pengalaman nikah
beberapa kerabat kami sih gedung ini cantik walaupun ada sedikit yang bikin
nggak ‘eye
catchy’, yaitu pohon besar di tengahnya. Sebenarnya unik sih, pintar-pintar
kita dan vendor-nya aja dalam mendesain layout ruangan.
Harga
yang ditawarkan pun cukup murah tidak sampai Rp.10jt (pengalaman kerabat), tapi
sangat disayangkan mungkin belum rezeki, gedung ini tidak bisa digunakan sampai
waktu yang tidak terhingga. Menurut penuturan beberapa security di
sana sih gedung ini sedang di renovasi, dan penggunaan terakhir itu tahun lalu
karena menghabiskan sisa perjanjian dengan para capeng yang sudah bayar.
Bapak-bapak security-nya baik
banget dan beliau menyarankan untuk mencoba Gedung Balai Pertemuan yang ada di
Ciracas. Dengan berat hati dan langkah yang gontai akhirnya kami tinggalkan
Graha Lukisan.
2) Gedung
Anjungan Bali
Aku
belum tau sih di sini bisa mengadakan acara pernikahan atau nggak. Hari ini
adalah kunjungan kami yang kedua untuk mencari tahu harga sewa gedung. Kunjungan
kami yang pertama itu sebenarnya nggak sengaja, waktu itu kami main ke sini
dengan dua orang temanku Ririe dan Lusie–habis kondangan teman (Ihsan
&Santi) di Sasana Adhiguno. Kami pernah iseng-iseng mau nanyain berapa
harga sewa menikah di sana, tapi tidak jadi karena malu, soalnya bapak yang
bertanggung jawab sedang ada tamu sepertinya.
Pada
kunjungan kali ini akhirnya kami pun membulatkan tekad untuk memberanikan diri
bertanya, karena aku jatuh hati banget sama desain anjungan Bali yang keren
banget. Namun, sang kekasih berbisik, “Yank kamu beneran mau di sini? Nggak
takut kalau hujan? Ini outdoor loh.”
Saat
itu langkahku yang sudah mencapai parkiran anjungan Bali pun terhenti, aku
memikirkan baik-baik ucapannya tadi. Dengan berat hati aku membalikkan badan
padanya. “Yank nggak jadi di sini, deh.” Cowokku pun cuma senyum-senyum sendiri
melihat aku yang meninggalkan anjungan Bali.
Note :
Tapi kalau kalian senang outdoor nggak apa-apa loh patut di
coba, itung-itung nikah di Bali kan budget-nya besar, nah apa
salahnya kalau menikah di anjungannya? Hahaha … anggap aja ini Bali beneran.
3) Gedung
Anjungan Yogyakarta
Setelah
dari anjungan Bali, kami berdua beralih ke anjungan Yogyakarta. Suasana adatnya
kental banget, dan kebetulan gedung ini baru saja selesai mengadakan acara
resepsi pernikahan. Berhubung takut mengganggu acara itu–masih banyak tamu dan
keluarga pengantin, kami memutuskan untuk bertanya-tanya ke ibu-ibu di toko souvenir Yogyakarta.
Sang Ibu mengatakan gedung ini bagus dan sering digunakan untuk acara, tapi
beliau nggak tau apakah harus rekanan atau nggak? Beliau juga nggak tau berapa
harga sewanya saat ini, yang beliau ingat sih sekitar 5-6 jutaan. Beliau
akhirnya mengarahkan kami kepada petugas kantor yang bertanggung jawab. Namun,
sayang Bapak yang bertanggung jawab atas anjungan Yogyakarta sudah pulang
beberapa menit yang lalu, dan security di
sana menyarankan kami untuk datang lagi di hari kerja saja.
Cowok
aku langsung malas gitu kalau harus balik lagi, dan setelah kami mengamati
anjungan Yogya yang benar-benar kental Yogyanya, kami lansgung jiper. Pasalnya
ya acara yang baru saja selesai di anjungan ini tuh sangat cocok dengan
dekorasi anjungan. Pasangan pengantin ini menggunakan adat Yogya, seketika aku
dan cowok aku saling pandang dan dia tertawa sendiri. Dia bilang, “Yank kayanya
kita bakalan salah costume dan
dekor deh nanti.”
Aku
sempat mengernyitkan dahiku bingung. “Kenapa emangnya, Yank?”
Dan
ternyata maksud cowok aku itu adalah tema dan pakaian yang akan kami gunakan
itu adalah nasional (kita ngefans banget sama Vino dan Marsha Timotty, dan
berandai-andai pakaian dan dekorasi kami tuh seperti itu). Kebayang 'kan
bagaimana jadinya kalau itu di adakan di anjungan yang sangat kental adatnya
ini? Ditambah
lagi doi dari Padang, dan aku Ambon-Ciamis, ah … sudah dipastikan kami salah
kostum.
Untuk
teman-teman yang mau mengadakan pesta pernikahan di sini ada baiknya sih
mempertimbangkan adat dan kostum ya, soalnya bener loh ini Yogya banget,
takutnya kurang matching gitu. Namun, kalau kalian bisa
menyulapnya sih its oke, hihi.
4) Gedung Anjungan Jawa Tengah
Melihat
anjungannya dari luar, cowok aku langsung mencoretnya. Kalian tau kenapa?
Soalnya dia bilang tuh ini mirip anjungan Bali, semi outdoor. Belum
lagi kalau lihat review capeng lain, harga yang ditawarkan
cukup tinggi yaitu Rp. 10juta,-dan itu belum termasuk harga tiket untuk para
tamu (tiket berlaku bagi semua anjungan)
Akhirnya
kami memutuskan untuk tidak mampir ke sini dan hanya melihat saja dari luar, ya
… karena alasan outdoor-nya itu. Oh
iya, gedung ini pun kental sekali dekorasi adat jawanya, persis seperti
anjungan Yogyakarta.
5) Gedung
Anjungan Jawa Barat
Sempat
berharap bisa menikah di sini karena sesuai dengan asal muasal aku berada,
hahahaha. Begitu sampai di sini kami langsung ke kantor pengurusnya, dan sayang
banget ternyata Anjungan Jawa Barat itu sudah tidak bisa digunakan untuk acara
resepsi pernikahan . Hal itu karena untuk menjaga barang-barang di sana agar
tidak rusak. Dengan langkah gontai akhirnya aku meninggalkan gedung ini, oh iya
selfi dulu sih karena sumpah suka banget sama tempat ini, hahaha maafkan
ketidakjelasanku kawan-kawan capeng.
6) Gedung Pencak Silat
Nah
gedung ini bagus banget, dan cukup besar. Kami sempat melihat-lihat tapi tidak
jadi bertanya karena kami sudah mendapatkan jawabannya via telepon.
Saat itu saya bicara dengan seorang ibu-ibu yang bertanggung jawab. Beliau
mengatakan harga sewanya sekitar Rp. 11 juta, tapi nih ya aku benar-benar nggak
sreg saat beliau bilang harga tidak mengikat, jadi kalau ada kenaikkan harga
meskipun sudah DP kita harus ikut. So, percuma aja kan kita DP
tahun ini atau awal tahun nanti kalau tiba-tiba harganya berubah?
7) Gedung
Taman Anggrek
Aku
udah pernah kondangan ke sini beberapa kali, sebenarnya kurang sreg dengan
bentuk gedung yang agak kecil dan jalanan yang menyerupai huruf ‘T’. Namun,
cowok aku mengajakku untuk melihat ke sana. Sejujurnya aku punya pengalaman
tidak menyenangkan di sana, entah faktor manage yang tidak
baik dari sang vendor atau bagaimana, yang jelas saat
pernikahan tetangga aku dulu ada kejadian cukup bikin hati tamu tidak enak.
Gubukan
diletakkan di jalanan berbentuk huruf ‘T’, sedangkan buffe-nya
diletakkan di dalam gedung. Saat aku dan keluarga datang ke sana
tuh, gubukan masih tertutup rapat oleh plastik bening. Cuaca
panas siang hari itu ditambah jam makan siang membuat perutku nyaris berbunyi
tiap saat, tapi mamaku melarang untuk makan duluan. Hal ini karena pertama
acara seremonial tari-tarian adat belum selesai, dan kedua makanan masih
dibungkus. Ya udah saat itu aku dan keluarga ikut menyaksikan acara seremonial
sampai selesai. Saat para tamu dipersilahkan untuk makan, kami memutuskan untuk
memilih foodstall lebih
dulu. Alangkah terkejutnya kami saat melihat seluruh makanan gubukan telah
habis tak bersisa. Padahal baru dipersilahkan makan loh?
Akhirnya
kami memutuskan untuk makan buffe, itu pun sebenarnya hampir habis.
Jujur kecewa banget saat itu, dan sejak itu aku memutuskan untuk tidak
menyelenggarakan acaraku di sini. Namun, bagi kalian yang mau sih nggak
apa-apa. Berdasarkan hasil survey-ku ke sana, harga sewa gedung itu
sekitar 9-10 juta kalau nggak salah baca brosur.
FYI,
kalau kamu mengadakan resepsi siang hari maka akad nikahnya bisa dilaksanakan
di depan pelaminan. Namun, kalau kamu mengadakannya malam hari, maka akad nikah
dilaksanakan di sebuah gedung khusus di belakang Taman Anggrek. Gedungnya bagus
sih dan nggak terlalu sempit menurutku. Di gedung ini juga kamu bisa menemukan
orang kantornya.
Oh
iya, rekanan cateringnya sangat banyak, brosur-brosurnya berjejer rapih di atas
nakas yang ada di ruang marketing, tapi yang aku ingat adalah Chikal Catering
dan Maharani.
8) Gedung
Balai Pertemuan Ciracas
Nah
gedung ini harganya murah banget!!! Cuma lima juta aja. Gedungnya keren,
bentuknya itu benar-benar rumah adat jawa lengkap dengan berbagai ukiran kayu
jati yang bikin hati meleleh. Dengan
harga sewa sekian, kamu bisa pakai gedung ini sampe jam dua siang. Mereka
menyediakan lima tempat untuk di gunakan saat acara, itu belum termasuk mushala
, taman, parkiran, dan ruang rias ya. Kebayang murah banget kan dengan harga
sekian fasilitasnya banyak.
Lima
tempat itu saya lupa nama-namanya apa, yang jelas berikut penjabarannya :
a) Tempat
untuk acara hiburan : Ukurannya pas untuk organ tunggal dan berbagai kesenian,
letaknya di pinggir kolam ikan kecil.
b) Tempat untuk resepsi : Ukurannya
tiga kali lipat tempat hiburan. Di sini juga sudah tersedia gebyok kayu jati
yang bisa digunakan untuk background pelaminan.
Nah, kalau kalian minat di sini, saran aku sih tetap pakai gebyoknya dan
perbanyak dekorasi kembang, lampu, dan lain-lain.
c) Tempat
untuk akad nikah : Asli ini ruangan terkeren dari semua ruangan. Bentuknya kaya
rumah jawa yang dinding, pintu, jendela, atap, kursi, meja semuanya terbuat
dari kayu jati berukir. Ah aku jatuh hati banget sama gedung ini sumpah.
Menurut penuturan bapak penjaganya, ini biasa digunakan untuk akad nikah karena
ada meja besar ditengahnya.
d) Tempat
untuk gubukan : Ukurannya setengah pelaminan, dan biasanya digunakan
untuk meletakkan gubukan.
e) Tempat untuk buffe : Ukurannya
tiga perempat tempat untuk gubukan.
Dari
kelima tempat itu, yang memiliki dinding hanya tempat untuk akad nikah saja,
selebihnya berbentuk terbuka dengan pilar-pilar di keempat sisinya.
Awalnya
aku semangat banget mau langsung DP-in tapi cowok aku bilang nanti aja dulu.
Saat keluar gedung dia baru kasih pendapat.
a)
Lokasinya bagi orang yang tinggal di Cibubur atau sekitarnya sih mudah
ditemukan, tapi kalau tamu-tamu yang rumahnya tidak tinggal di dekat sini
lokasinya membingungkan karena jauh dari pintu keluar toll Taman Mini atau
pintu keluar toll Cibubur.
b)
Lapangan di dalam gedung sangat sempit, dan menurut penuturan si bapak penjaga
biasanya sih itu di taruh kursi-kursi tamu. Untuk mobil dan motor bisa di taruh
di luar halaman gedung atau menumpang di ruko sebelah.
Dengan
berat hati aku harus melupakan gedung ini, tapi buat kalian yang berminat, ayo
ke sana dan survey pasti
kalian akan jatuh hati. Aku kasih tau denahnya ya :
a)
Patokannya kamu cari aja MC Donald Kampung Artis
b)
Dari sana kamu lurus terus ke terowongan, abis melewati terowongan kamu belok
kiri dan nggak jauh dari sana sekitar 10 sd 20 meter di sebelah kanan gedung
ini berada.
9) Gedung
Cawang Kencana
Sebenarnya
aku nggak mau pakai gedung ini karena lokasinya yang jauh di rumah dan buat
tamu-tamu yang menggunakan kendaraan roda dua pastinya akan ketemu macet yang
sangat Panjang di PGC dan Keramat Jati.
Melihat
teman yang menikah di sini beberapa hari lalu, jujur aku kurang suka sama layout-nya. Lantai bawah
biasanya digunakan untuk meja penerima tamu, naro foto-foto prewedding dan tempat untuk photobooth.
Sedangkan
untuk lantai duanya digunakan untuk menaruh gubukan dan sebagian buffe.
Pelaminan sendiri letaknya ada di lantai tiga dan itu tuh ya sempit banget
serta agak ngeri waktu naik tangga dari lantai dua ke lantai tiga sebab
tangganya bentuknya agak sedikit berputar dan pegangan tangganya itu pendek,
saat itu kondisi lantai licin banget dan aku yang menggunakan wedges hampir
terpleset di sana.
Dan
menurut aku juga, makanan jadi kurang terkontrol karena lokasinya yang
terpencar-pencar, tapi kalau kamu tertarik dengan interiornya yang model
begitu sok atuh mangga ameung kadinya. Hehehe ....
10) Balai Makarti
Kami survey ke
sini karena test food dengan salah satu vendor catering
incaran kami (Nanti review test food akan aku share). Lokasinya
persis di depan Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Halaman
parkirnya cukup luas dan juga gedungnya lumayan besar dan interiornya keren,
sih. Dari layout dekorasinya yang saya lihat kemarin, halaman
depan tangga naik ke ruang pelaminan itu bisa dipakai untuk meja penerima tamu.
Lalu kita menaiki tangga dan di depan pintu masuk bisa diletakkan
foto-foto prewedding. Harga sewanya murah banget kalau nggak salah
dengar sih cuma 5 jutaan. Murah, 'kan? Namun, ya mau bagaimana lagi? Lokasinya
jauh dari rumah dan pastinya macet banget kalau ke sini.
11) Panasonic
Aku ke
sini sama cowokku, adikku Buce, dan mamski. Kita ke sini karena mau TF sama
salah satu catering dari daerah Depok, yang rasanya ajib-ajib bagaimana gitu.
Gedung ini menurutku sempit ya untuk undangan di atas 300, dan juga saat aku
datang ke sana, masa aku masuk ke wilayah ini barengan sama truk atau tronton
ya lupa, hehehe. Maklum ya namanya juga gedung milik perusahaan elektronik,
tapi gedungnya sih lumayan ya. Dengar-dengar sih harga sewanya ramah di
kantong, dan di sini itu gampang di cari karena lokasinya di pinggir jalan raya
Bogor persis. Kalau kalian dari arah Depok mau ke Pasar Rebo, dia ada di
sebelah kiri jalan.
12) Pandan Sari Cibubur
Nah
ini gedung terakhir dan sebenarnya incaran aku sih sejak dulu selain
gedung-gedung di TMII. Kenapa aku memilih gedung ini? Pertama lokasinya itu
dekat banget sama rumahku, dan lokasinya juga nggak terlalu jauh dari rumah
calon suamiku (jauh sih sebenarnya), tapi seenggaknya dekat lah ya dari Depok,
hihihi. Oh iya, karena aku pusing dan nggak mau ribet lagi, aku putuskan untuk
memilih gedung ini, calonku sih ikut aja apa yang aku putuskan, hehehehe.
Kalian pasi suah tahu, kan, di mana letak persisnya? Lokasinya ada di dalam
taman bunga Wiladatika Cibubur. Tempat ini nggak jauh dari pintu keluar tol
Cibubur, dan dia ada di depannya persis Mall Cibubur Junction. Di dalam Taman
Wiladatika, ada dua gedung yang biasa digunakan untuk pernikahan. Yang pertama
yaitu gedung sarbini, cukup untuk menampung 500 orang lah ya, harga yang
ditawarkan menurut brosur yang diberikan ke aku untuk pemakaian siang dan malam
yaitu Rp. 9350.000,- sedangkan untuk Pandansari mampu untuk menampung 1000
orang dengan harga siang-malam Rp. 13.750.000,-
Nah
tinggal kalian sesuaikan ya undangannya berapa jadi nggak salah pilih antara
Sarbini dan Pandansari. Oh iya lokasi Sarbini lebih dulu bisa dicapai dari
pintu masuk, dia ada di sebelah kanan, sedangkan untuk Pandansari, kita harua
belok lagi ke kiri.
Bagi
kalian yang mau akad di depan pelaminan dikenakan charge Rp. 250.000,-
sedangkan untuk di masjid Rp. 300.000,- dan itu dibayarkan langsung ke pengurus
masjid.
Oh
iya, di sini juga ada penginapan loh bentuknya rumah-rumah kecil gitu. Jadi
kalau ada saudara dari luar kota, atau kalian butuh tambahan untuk ruang rias
bisa sewa tempat penginapannya. Harga yang ditawarkan bervariasi, ada :
a.
Wisma @4 kamar AC @2 tempat tidur, water heater : Rp. 1320.000,-/ malam/ wisma
b.
Kamar 2 tempat tidur AC, TV, Water Heater : Rp. 330.000,-/malam/kamar
c.
Wisma pelatih AC kapasitas 19 orang tanpa makan : Rp. 1320.000,-/malam/kamar
d.
Asrama sedap malam & kenangan : Rp. 55.000,-/ malam/ orang
e.
Sekar Purbo I : Rp. 385.000,-/ malam/ kamar
f.
Sekar Purbo II : Rp. 385.000,-/ malam/ kamar
g.
Rumah Belanda : Rp. 385.000,-/ malam/ kamar
- Check
in mulai jam 13.00 WIB
- Check
out paling lambat jam 13.00 WIB
Nah
itu harga yang tertera di brosur ya. Aku sendiri menyewa Sekar Purbo, entah
lupa yang SP1 atau SP2, lokasinya persis di depan Pandan Sari. Jika kalian mau
lebih private bisa pakai Rumah Belanda yang lokasinya dekat
taman yang ada air mancurnya di sana. Namun, lokasinya agak jauh dari masjid
dan Pandan Sari.
Biaya
itu belum termasuk biaya lain ya seperti keamanan, dan satu biaya lagi aku lupa
ada di brosur kertas yang hilang, tapi tenang aja nggak mahal kok insya Allah.
Rekanan
di sini banyak banget, tapi aku tetap pakai catering pilihanku.
Ya walaupun bukan rekanan, tapi dia sering tampil di sana. Kenapa aku nggak
pilih rekanan? Entah kenapa aku suka banget sama dekorasi, dan tata rias catering pilihanku
ini yang inisialnya 'A.C' ciee sok rahasia banget, ya? Hahaha aku akan bahas TF
dan compare harga catering di pembahasan berikutnya, tapi
kalau kalian mau harga proposal-proposal dari para catering yang aku hubungi,
silahkan kalian line aku ya di : @febuji_shop atau whatsaap
aja ke 0816102202, aku akan
kirimkan email.
13) Aula Sarbini, Cibubur
Hahaha,
maaf kalau aku tertawa duluan menuliskan ini. Jadi sebenarnya pencarian
gedungku kan sebenarnya sudah selesai dari kapan tau. Namun, ini ada balada
sedih yang sedikit mau bikin ngakak. Kenapa? Jadi sekitar dua minggu yang lalu
si mama dan papa, memaksaku dan calon suamiku untuk pindah gedung ke Aula
Sarbini. Dengan alasan gedung ini lebih dekat dengan pintu masuk Taman
Wiladatika Cibubur, dan lapangan bola atau apa lah itu di depannya yang lapang.
Aku
sudah bilang sama mereka kalau gedung ini kecil sekali dan marketing saja sudah
bilang kalau ini hanya cukup menampung 200 tamu undangan saja. Nah, paling kita
bisa mengakalinya dengan menyewa gedung di sambaing kanan dan kirinya yaitu
Aula Agus Salim, dan Aula Sudirman, yang mana masing-masing bisa menampung 100 undangan,
dengan harga sewa Rp. 3 juta per Aula. Jadi kalau kita totalkan maka Sarbini +
Sudirman + Agus Salim = Rp. 14.500.000,-
Entahlah
aku merasa gedung ini sempit banget, dan alasan si papa yang bilang katanya
tamu gakan datang bersamaan? Sempat terjadi argument antara aku dan kedua orang
tuaku, hingga aku akhirnya mengalah. Keesokan harinya, aku, mama-papa, dan
cowok aku ke Taman Bunga Wiladatika untuk menghadap pihak marketingnya, dan
mengganti gedung dari Pandan Sari ke Sarbini. Kami pun membatalkan Sekar Purbo,
dan menyewa Wisma Dahlia yang memiliki empat kamar tidur, ruang tamu, dapur,
dan kamar mandi di masing-masing kamar senilai Rp. 1320.000,-
Setelah
itu aku dan cowokku menghubungi Mas Rio dan Mas Basri selaku pihak cateringku
untuk menginformasikan perubahan gedung ini. Mereka sempat terkejut dan
mengatakan, “Itu bukannya sempit banget Mbak? Yang kecil itu, kan?”
Asli
ya aku terngiang-ngiang Pandan Sari hingga berhari-hari lamanya, maaf lebay ya
kawan-kawan. Namun, namanya kita mau nikah otomatis maunya yang terbaik, kan?
Aku pun menangis dan merengek ke mama setiap hari, akhirnya dengan kekuatan
tangisan anak mama, sang bunda pun berbicara pada papa.
Entah
apa yang dibicarakan, akhirnya keduanya mengajakku dan adikku Jihan ke Taman
Wiladatika Cibubur untuk mengubah gedung ke tempat asal yaitu Pandan Sari.
Sepanjang perjalanan pun si papa masih kekeuh sebenernya mau di Sarbini. Aku pun
mengirimkan pesan whatsapp ke Mas Rio dari cateringku untuk berbicara pada mama
dan papa via telpon. Akhirnya kedua orang tuaku mengerti, dan sesampainya di
Taman Wiladatika, kami langsung ke gedung marketing.
Asli
malu sebenarnya gonta-ganti gedung, hahahaha. Untung mulai dari bos sampai staf
marketingnya sedang kumpul semua, dan ternyata banyak teman-teman papa dan
kerabat yang kerja di sana. Pergantian gedung pun berhasil, aku pun kembali
menggunakan penginapan Sekar Purbo, kali ini aku sewa Sekar Purbo I dan II, di
mana sebelumnya hanya SP I.
Kenapa
aku pesan dua? Karena pihak MUA memintaku untuk membedakan ruangan rias
pengantin dan keluarga. Jika aku menggunakan Wisma Dahlia, lokasinya terlalu
jauh dari Pandan Sari.
Akhirnya
dan mudah-mudahan tidak ada lagi balada pindah gedung, hahahahaha.
Ciee
akhirnya pencarian gedung sudah berakhir, sebenarnya pencarian catering,
photobooth, prewedding, MUA, dan penjahit pakaian akad nikah sudah aku dapatkan
semua. Insya Allah secepatnya aku update, ya.
Note :
Untuk foto-foto kalian bisa cek di google aja ya karena waktu survey aku nggak
sempat foto-foto, ada sih yang aku foto-foto kaya di Makarti, Cawang Kencana,
Pandan Sari, Sarbini, dll akan tetapi males euy masukinnya ke blog. Kalau mau
minta via chat line atau whatsapp aja, ya Girls. Lagian di mbah google tuh
udah banyak banget ... Hehe
^_^
Jakarta,
26 April 2016 (Revised : Jakarta, 27 Oktober 2016)
Melinda
Souisa