Pagi itu surya begitu terang menampakkan sinarnya, burung-burung berkicau ria dan menari-nari di atas pepohonan. Seorang wanita muda dan cantik tampak sedang bersenandung sambil bereksperimen dengan masakan yang dibuatnya di dapur. Harum masakan menarik seseorang untuk menghampirinya. Dipeluknya tubuh wanita muda dan cantik itu dari belakang. "I'm so lucky to have you."
Wanita berambut panjang dan bermata coklat itu pun hanya tersenyum sambil meletakkan tangan-tangan lembutnya diatas tangan sang pria. "Me too," ucap sang wanita muda dan cantik.
Sang wanita muda dan pria muda ini tak henti-hentinya untuk saling memuji, hal yang telah menjadi ritual mereka setiap harinya. Hal itu pula yang menguatkan cinta mereka hingga bertahan sampai saat ini, meskipun badai prahara pernah menerjang keluarga kecil mereka.
Gelak tawa mereka terhenti saat seorang anak lelaki berusia empat tahun menghampiri mereka. Sang wanita muda memperhatikan benda yang dibawa oleh si anak lelaki, diraihnya sebuah foto yang tampak usang.
Sang wanita muda dan sang pria pun saling tatap, tampak satu sama lain dapat membaca pikiran. Hingga sang pria muda pun membuka mulutnya. "Remember when?"
Sang wanita muda pun menjawab dengan sebuah anggukan penuh arti dan sebuah pelukan pun ia berikan pada si pria tampan. Dirangkulnya si anak lelaki oleh sang wanita muda, sebuah kecupan pun mendarat pada dahinya. "Don't leave me honey," ucapnya pada sang anak lelaki sambil ditahannya bulir-bulir air di pelupuk mata.
Bagi sang wanita dan pria muda itu, foto itu hanyalah lembar masa lalu dari saksi mahligai cinta yang telah mereka bangun saat ini. Tanpa mereka sadari kata "Remember when" yang mereka ucapkan akan mengiring mereka ke sebuah permasalahan yang pelik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar